Senin, 01 November 2010

Hangout at Dapur Nenek Damar

     
Sabtu sore sangat membosankan, terlebih rutinitas yang padat cukup menguras pikiran selama seminggu belakangan akibatnya stress, saya pun keluar rumah dan mencari udara segar yang tidak terlalu terencana hanya sekedar jalan-jalan di taman kota. Kegiatan ini malah bikin suasana hati semakin tidak menyenangkan alias boring, saya kemudian memutuskan untuk mencari tempat nongkrong baru yang mungkin bisa sekalian menambah pengalaman baru dan teman baru, atas masukan seorang teman saya pun pergi ke sebuah restoran yang baru dua bulan di buka namanya "Dapur Nenek" yang terletak di jalan Bandar Damar, katanya tempat ini lumayan asyik untuk sekedar menghabiskan malam minggu bagi orang2 yang tidak punya pacar seperrti saya, lokasi yang mudah di jangkau merupakan prioritas utama untuk mencari tongkrongan tentunya ditambah dengan fasilitas lain seperti tempat yang nyaman dan makanan enak plus murah-meriah, haaa..ngarep.  Bocoran teman juga sich katanya di sini nasi gorengnya lumayan enak, ada pilihan aneka Din Sum sampai Pempek Palembang dan Coffe khas Dapur Nenek yang ngak boleh dilewatkan..mmm..saking penasarannya (kayak arwah penasaran)  saya pun ngak boleh melewatkan untuk mencoba buat nongkrong di Restoran dapur Nenek meski tidak ditemani siapapun alias pergi sendirian. 
 

 
     Suasana restoran dengan desain minimalis cukup membuat betah, setelah saya memesan Din Sum kombinasi dan Din Sum Arega plus teh botol sosro saya pun menikmati sajian makan malam yang cukup menyenangkan itu, Din sumnya memang enak, karena saya pernah mencicipi dins um di restoran lain tidak seenak ini..mmm...puas dech pokoknya terlebih harganta terjangkau, malam itu saya hanya merogoh kocek Rp 24.500 untuk 2 paket dinsum dan satu botol teh.
      Saya pun sempat berbincang dengan owner Dapur Nenek, katanya range harga makan di DN berkisar dari harga Rp 12.000,- hingga 14.500,- sedangkan untuk minuman berkisar dari harga Rp 3.500 hingga Rp.8.000,-. relatif murah kan?.



Senin, 25 Oktober 2010

Perjalanan ke Negeri Bertuah

Sabtu-Minggu/23-24 Oktober 2010
     Perjalanan kali ini tidak terduga, kenapa tidak, selesai makan malam bareng encep, saya di cegad oleh Aurick (anggota Kopma Unand), dia menajakku ke kota Pekan Baru untuk mengunjungi teman yang orang tuanya beberapa waktu lalu meninggal dunia, saya lama berfikir untuk mengiyakan, selain karena alasan tidak terencana, saya juga tidak mempunyai cukup uang saat itu untuk pergi jauh. Kemudian dalam keraguan saya mengambil keputusan ikut, terakhir saya ke Pekan Baru enam tahun lalu, kenapa tidak saya ikut, mungkin saya dapat pengalaman baru lagi disana. Pukul 21.00 setelah semua rombongan berkumpul kami berangkat menggunakan mobil kijang innova disana sudah ada Yantus, Efri, Dhika (sopir), Susi dan Nilam, tinggal syafril yang akan kami jemput ke sawahan untuk ikut dalam rombingan ke dua, (karena Rombongan pertama sudah berangkat).
     Perjalanan ke Pekan Baru via Bukittinggi dan Payakumbuh sangat melelahkan, selama perjalanan saya lebih banyak tidur, kondisi badan yang tidak fit memperparah keadaan, Alhasil saya tidak bisa menikmati pemandangan yang kemudian saya ketahui bahwa di kelok sembilan dan koto nan panjang sangat indah dimalam hari. mungkin lain waktu fikirku. kami sampai di kota Bekan Baru pukul 4.00 pagi, jalanan kota yang lebar dan lurus sangat sepi, tampak sepanjang jalan ruko-ruko megah berdiri, aku jadi teringat Aur Kuning  Bukittinggi tetapi ini puluhan kali lebih panjang jejeran rukonya, benar-benar kota yang sedang menggeliat. Sampai di pusat kota kami berhenti di sebuah Masjid untuk melaksanakan sholat Subuh, usai subuh berjamaah saya dan teman-teman memutuskan untuk tidur sejenak di Masjid, kami kaget karena kami terbangun oleh suara-suara kecil dari peserta didikan subuh yang sedang melafadzkan ayat-ayat Al'quran, dengan sedikit malu kami keluar dan mengelilingi kota Pekan Baru menunggu Pagi yang mulai menampakkan aktivitasnya. 
     Pukul 07.15 Menit kami mencari alamat yang kami tuju yaitu jalan Anas, jalan Anas terdapat di samping pasar tradisional Mayang Teruari yang penuh dengan ruko-ruko penjajal langit, wow, kota yang sangat padat dan sempit kataku dalam hati. Kami berhenti di sebuah warung lontong untuk mengisi perut sebelum bertamu, dan kami dapati orang-orangdi sekitar jalan Anas menggunakan bahasa Minang, bahasa yang sama dengan yang kami pakai sehari-hari, memang kata Syafril bahwa Pekan Baru di dominasi oleh orang Minang wajar saja kalau di Masjid, Pasar dan sekolahan kita akan mendengar orang-orang memakai bahasa Minang. bahkan lontong yang kami makan sangat dekat dilidah, baik rasa dan aromnya "Padang banget". 
     Sampai di Rumah yang dituju yaitu rumah M. Rizki Azmi kami kemudian di persilahkan masuk dan dihidangkan teh juga roti, kami sebenarnya malu karena dalam adat dan kebiasaan bahwa yang ditimpa musibah haram untuk direpotkan oleh tamu (ta'ziah) tetapi tuan rumah memaksa ya Alhamdulillah kami makan. Setelah beramah tamah kami pun masuk acara inti yaitu penyampaian maksud kedatangan oleh ketua rombongan dan yasinan bersama, suasana benar-benar terasa syahdu dan khidmat. Usai yasinan, tuan rumah menghidangkan kami nasi goreng telor dan kami pun makan bersama dengan tuan rumah dan kemudian pamit untuk siap-siap kembali ke Padang.
      Kami menyempatkan diri berkeliling kota Pekan Baru, kami melihat-lihat gedung yang mengisi kota dengan megahnya, kota ini benar-benar telah berubah sejak 6 tahun lalu, kami melihat gedung Perpustakaan, yang megah, Masjid Agung Annur dan beberapa masjid lain yang berdiri megah di tengah kota. setelah Puas kami pun melanjutan perjalanan kembali ke Padang. Pukul 14.15 kami sampai di kota Bangkinang, kota ini tidak kalah megahnya dengan kota Pekan baru, Ibukota kabupaten Kampar Riau ini memiliki masjid yang Indah yaitu Islamic Center Bangkinag. Perjalanan ini benar-benar bertuah di negeri bertuah, dan harapan baru  pun muncul, semoga SUMBAR tidak kalah oleh Riau dalam hal pembangunan masjid-masjidnya, amiin.

Foto-Foto:
                                                                       Masjid Ar-rahman
                                                                    

                                                                   
                                                                          Masjid Annur
                                                          gedung perpustakaan Pekan Baru
                                                           
                                                                Islamic Center, Bangkinang


           
        

Kamis, 21 Oktober 2010

Sedikit catatan dari pertemuan sederhana di senja itu (Ubud Writing and Reading Festival 2010) Road show


Padang, 14 Oktober 2010
       Sore itu bertempat di XD House cafĂ©, di gelar diskusi kepenulisan yang merupakan rangkaian Road Show dari UWRF 2010, meski acara molor dua jam lebih dari rencana awal diskusi tetap hangat, panitia mendatangkan pembicara dari Australia yang juga menjadi Peserta UWRF 6-10 Oktober lalu di Bali, mereka adalah Ali Eckermann dan Lionel Fogarty dua-duanya adalah warga Australia keturunan suku Aborigin. Sedangkan yang memandu acara adalah M Aan Mansyur merupakan penulis asal Makassar. Beberapa hal yang saya dapatkan dari pertemuan ini adalah kegundahan warga Aborigin yang dipaksa oleh pemerintah Australia untuk meninggalkan Budaya dan agama mereka telah melahirkan beberapa penulis Australia Aborigin yang merepresentasikan apa yang mereka rasakan, setelah bertahun-tahun berjuang dengan hard diplomasi ternyata perjuangan mereka untuk bebas dari penindasan budaya dan agama oleh pemerintah Australia tersalurkan lewat berbagai tulisan seperti prosa dan puisi. Hal inilah yang membuat suku aborigin berkeinginan terus berkarya hingga sampai pada tujuan utama mereka memperoleh kemerdekaan menjalankan agama asli mereka dan budaya.
            Catatan lain yang saya rasa perlu kita renungi bersama adalah, keinginan kita masyarakat Sumatera Barat yang masih kurang peduli dengan dunia menulis apalagi membaca, tidak salah kalau Taufik Ismail beberapa waktu lalu ketika penulis mengikuti seminar, beliau mengatakan bahwa Indonesia tidak terkecuali sumatera Barat, pelajar dan mahasiswanya masih lumpuh menulis dan rabun membaca, padahal kita sebagai masyarakat yang berfilosofi “alam takambang jadi guru”merupakan potensi besar untuk meningkatkan kekayaan menulis. Hal ini menambah rasa malu saya ketika M. Aan Mansyur membuka sesi tanya jawab mengatakan bahwa orang Sumatera Barat harus bersukur, karena banyak bahasa Ibu (Bahasa Minang) yang telah di bakukan menjadi Bahasa Indonesia, dia berfilosofi: kesehariannya diisi oleh bercakap-cakap bahasa Minangkabau, dalam artian bahwa kesehariannya menulis sering menggunakan bahasa Indonesia yang berasal dari bahasa Minang., dan belum pernah ditemuinya bahasa Bugis (makasar) dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, lanjutnya, yang menambah kegalauanku. Sekarang mampukah kita mengisi kepercayaan yang telah diamanatkan kepada kita, dan akankah lahir kembali penyair-penyair handal dari Sumatera Barat. Wallahualam Bhissawab

Foto-foto terkait: 
                                                                      Suasana Workshop
       Dari kiri kekanan : Zarman, M. Aan Mansyur, Ali Eckerman, Lionel Fogarty dan Penerjemah
Peserta Workshop
Buku karya peserta UWRF 2010 (dari Indonesia)

Unforgetable Moment

Padang, 26 September 2010. Matahari mulai menampakkan wajahnya di ufuk timur, jam sudah menunjukkan pukul 07.15 Menit. Badan terasa capek dan mata masih mengantuk, tetapi rencana yang sudah di susun sejak semalam tidak boleh berantakan. Ku kibaskan selimut langsung menuju kamar mandi, ku siram tubuhku dengan air yang dingin, brrrrrrrrrrr.
         Waktu di handphoneku sudah menunjukkan pukul 08.22 menit, halte bus kampus Pasar Baru tempat janjian bertemu memang sudah rame seperti hari biasa, tetapi tidak satupun yang kukenali, sambil menunggu ku isi pulsa di salah satu gerai handpone yang tidak jauh dari halte bis dan sesekali melihat ke kiri dan kekanan memastikan ada yang kukenali. Dua puluh menit kemudian Yahya teman satu kos orang pertama yang datang setelah aku, setelah berbincang-bincang kira-kira 15 menit, Erza temanku yang lain juga datang dan berturut-turut dalam hitungan menit teman-teman lain mulai berdatangan seperti Iman, Medi, Mas Adi dan Farid. berhubung yang datang hanya 7 orang kami semula berniat membatalkan acara hiking, tetapi Mas Adi dan teman-teman lain  meyakinkan bahwa dengan bertujuhpun acara pasti seru jika dilakukan dengan hati.
          Setelah berunding dan memastikan keberangkatan kamipun naik angkot "Lurus" tujuan Pasar Raya Padang, ada yang berkesan dari perjalanan kami waktu itu, di perempatan simpang Proklamasi, ketika angkot yang kami tumpangi berhenti karena lampu merah, 2 orang pengamen jalanan yang kira-kira berusia 15 tahunan menyanyikan lagu dengan lirik yang lucu seperti ini:

        "Tubuhku kecil tapi kuat
          karena ku suka makan obat
          untuk melawan para pejabat
          yang suka makan uang rakyat...

          ayahku batman
          mamaku wonderwoman
          pak RT ku Jackie chan
          semua keren
          tapi sayang aku seorang pengamen...

          kakak-kakak jangan ketawa,
          aku hanya bercanda
          sebenarnya aku orang kaya,
          tapi itu baru rencana


Setelah membeli beberapa bekal makan siang di seputar kawasan Pasar Raya, kami terus menyusuri kawasan pondok untuk dapat mencapai bukit Gunung Padang sebagai lokasi hiking dan tentu saja kami akan melewati jembatan siti Nurbaya yang termasyur itu. di kawasan pondok kami menikmati wisata kota tua yang menyajikan rumah-rumah kuno nan eksotik, namun sayang sebagian besar rumah-rumah telah rontok diguncang gempa 30 september 2009 yang lalu, beberapa rumah memang sempat kami abadikan seperti gedung bekas Bank Soematra dan beberapa gudang dizaman belanda. finally beberapa menit kemudian kerinduan untuk menyusuri jembatan Siti Nurbaya terbayar sudah, kami pun tidak mensia-siakan kesempatan yang ada, langsung beberapa foto kebersamaan kami di jembatan ini, berhasil diambil. setelah puas melihat sungai  Batang Arau dari atas jembatan, kamipun melanjutkan perjalanan, sempat terfikir dalam benakku "dimana kira-kira kuburan Siti Nurbaya ?".



 




Kawasan bukit gado-gado yang merupakan bagian dari gugusan bukit Gunung Padang menyajikan pemandangan kota yang indah, meski hujan mulai turun kami tidak ketinggalan mengabadikan kawasan tersebut yang merupakan kawasan kuburan cina. beberapa kuburan berdiri megah diantara rumah-rumah warga, sungguh pemandangan yang tidak biasa, mungkin inilah asal kata nama bukit gado-gado yang dalam bahasa indonesia berarti "Campur Sari", dimana kuburan bercmpur dengan perumahan warga. kemiringan bukit gadi-gado yang mencapai 45 derjat cukup menguras tenaga untuk menapakinya, kamipun berhenti di sebuah bangunan sekolah dasar (SD) berhubung hujan mulai deras, disana kami beristirahat sejenak sambil bersenda gurau. Setelah hujan mulai reda kamipun melanjutkan jalan berharap tengah hari kami tiba di kawasan Pantai Air Manis.





 
Jalan seteapak di kawasan gunung Padang memang menyajikan berbagai tipe jalan, mulai dari jalan bersemen, berpasir sampai jalan tanah yang tidak tersentuh pembangunan, kami harus hati-hati di etape jalan tanah karena hujan membuat jalanan licin dan cukup membahayakan bagi kami. Di tengah perjalanan kami dihadang oleh sebatang pohon yang tumbang dan melintang di badan jalan, satu jepretan kami mengabadikan situasi kami yang sedikit "alai" menirukan gaya Rambo yang sedang menyusuri hutan belantara Vietnam. dan beberapa waktu kami berhasil menembus jalan besar yang sedang dibangun oleh pemerintah. Pemandangan pantai air manis dan pulau pisang mulai kelihatan hati bersorak gembira.






Pukul 11.29 menit kami sampai dikawasan pantai Air Manis, berhubung hujan kembali datang kawasan pantai sangat sepi, kami memanfaatkan situasi ini untuk menikmati pantai layaknya milik sendiri, dan berenang hingga ke laut, setelah menguras abis bekal makan siang yang kami bawa. Setelah puas berenang kami pun mengadakan perlombaan membuat istana pasir dan kuburan pasir, meski pada akhirya kami lupa sedang berlomba, situasi ini membuat kawan-kawan menumpahkan semua ekspresi dan rasa penat yang kami bawa dari rumah. Benar-benar pengalaman luar biasa, unforgetable moment.

Setelah puas kamipun membersihkan diri di Bilik Mandi Umum, dan bersiap-siap untuk sholat dzuhur dan pulang. Setelah menunggu hampir dua jam, tepatnya pukul 15.55 menit kami belum juga mendapatkan angkutan umum yang akan membawa kami kembali ke rumah, kami memutuskan untuk sholat ashar di sebuah musholla bergaya India, nama musholla tersebut "Musholla Istiqomah", dan penantian kami terus berlanjut hingga pukul 17.40 menit, rasa khawatir terus menghantui kami, bagaimana jkia kami tidak bisa kembali ke kota, dimana kami harus menginap"?. kami pun bertanya pada penduduk setempat, "angkutan kota yang lewat terakhir jam berapa?" jawaban yang diberikan menambah rasa takut kami ,karena menurut masyarakat setempat, angkutan umum beroperasi sampai jam enam sore dan itupun hanya ada satu angkot waduh...gawat nich!.



Alhamdulillah..kekhawatiran kami tidak kesampaian, pukul 18 lewat kami mendapatkan angkutan penuh sesak. Meski berdesakan kami menerima situasi ini dengan lapang dada dan saling berbagai tempat dengan penumpang lain, kejadian ini tidak membuat kami kapok untuk kembali lagi, apalagi saya yang tidak berkesempatan menjenguk Malin kundang pada kesempatan kali ini berhubung hujan deras, berharap di lain kesempatan, Amin.

Asah kepekaan diri dan lingkungan sosial dengan menonton film



Belakangan ini muncul berbagai komunitas pecinta film, hal ini semakin didukung dengan ketersediaan berbagai media yang memudahnya akses masyarakat untuk memperoleh informasi, terutama film, hal ini tentu keberlanjutan dari banyaknya produksi film pertahun. Hollywood raja produksi Film selama tahun 2009 mencatat lebih dari 5 juta judul film telah di produksi, posisi kedua di tempati oleh Bollywood, film-film keluaran India  mencapai 3 juta lebih judul film selama tahun yang sama. Indonesia sendiri per September 2010 ini telah mengeluarkan 1000 lebih judul film baik itu film televisi maupun film bioskop.
      Namun, apa sesungguhnya manfaat dari menonton film selain menambah hiburan. Banyak hal yang bisa kita peroleh dari menonton film, tergantung jenis film yang ditonton. Sebelum kita menonton film ada baiknya kita melihat Thriler dari film tersebut, sekiranya cocok baru ditonton. Hal ini sangat berguna sebagai panduan anda dalam menonton, karena yang tahu apa yang anda inginkan adalah anda sendiri bukan poster film di pinggir jalan. Film yang ditonton tidak harus baru, karena banyak film-film produksi lama yang mungkin sesuai dengan karakter anda. Setelah memilih film, ajaklah beberapa teman atau keluaraga untuk menonton, hal ini berguna untuk sharing pendapat terhadap film yang ditonton, inilah langkah awal membangun sensitivitas anda. Pribadi anda memang tidak terbangun seketika, tetapi perubahan-perubahan akan anda rasakan ketika anda telah mengenal jenis film apa yang anda inginkan dan berguna bagi jiwa anda kelak, orang bijak mengatakan bahwa "anda adalah apa yang anda rasakan", apabila anda merasa baik maka anda akan baik, begitu sebaliknya. Langkah selanjutnya cobalah memahami film yang anda tonton dengan hati, karena apapaun yang dirasakan dengan hati pertanda baik, suara hati adalah suara yang tidak pernah bohong.  kemudian berbagi ceritalah dengan orang lain yang sudah atau belum menonton Film tersebut., ini akan memperkaya wawasan anda terutama dalam hal berkomunikasi. Nah, mulai sekarang tentukanlah apa yang paling dibutuhkan oleh jiwa anda bukan sekedar pelengkap kesenangan, selamat mencoba.     

CONTOH SKENARIO


SKENARIO

CONNECTING PEOPLE, CONNECTING LOVE

FADE IN

INT. CAFÉ-SIANG-DONNY

Sebuah cafĂ© bergaya retro dengan kursi lingkar berwarna krem dan sofa dinding berwarna merah menyala yang di padankan dengan meja putih, gugusan foto-foto yang sengaja tidak tertata rapi di dinding. Salah satu kursi berwarna merah menyala terdapat sebuah meja putih, diatas meja terdapat satu buah booklet, saos, satu daftar menu yang disandarkan ke dinding, gelas yang berisi penuh lemon tea. dan sepiring lunch korean summer. Donny, laki-laki 28 tahun berambut pendek menggunakan kemeja kotak-kotak hitam putih dan celana jeans biru dan agak lusuh (bolong dibagian dengkul) dan sepatu sneakers hitam, sedang duduk diatas sofa merah melihat kearah telepon genggam Nokia N8 yang sedang di genggamnya,  ibu jari bermain di diatas screen handpone warna biru dominan, sesekali tersenyum.

INT. CAFÉ-SIANG-NOVI

Lokasi yang sama dengan Donny. Novi, Perempuan berumur 26 tahun, berambut panjang menggunakan baju kaos lengan panjang garis hitam putih dipadu dengan rok pendek hitam, tas coklat motif tiger dan sepatu kets hitam, duduk diatas sofa merah membelakangi donny, diatas meja masih kosong, hanya ada Novi melihat kearah telepon gengam Nokia N8 yang sedang di genggamnya, sesekali melihat kea rah bartender dan tersenyum.

INT. CAFÉ-SIANG-WAITRESS

Perempuan berusia 22 tahun, memakai seragam café berwarna coklat dominan dengan celemek putih dan bando putih melingkar di kepala, serta sepatu pantofel hitam, membawa satu juice strawberry dan roti swiss.

Donny masih melihat telepon genggamnya, tersenyum

Novi melihat waitress yang baru datang, tersenyum

Waitress berjalan pelan dan sedikit membungkuk, menaruh strawberry di meja Novi

Novi
(Melihat Waitress, tersenyum)
“Terima kasih”

Waitress
(tersenyum)
“Sama-sama, selamat menikmati”

Novi dan Donny sama-sama kaget dan terus melihat kearah telepon genggam, kali ini jemari mereka semakin cepat di screen handphone. Dan mengucapkan satu kata bersamaan.

Novi
(kaget, tersenyum)
YES!

Donny
(kaget, tersenyum lebih girang)
YES!

Mereka saling pandang karena kaget,dan saling membungkukkan kepala dan tersenyum

Novi, mengeluarkan dompet  dari tas, menaruh 2 lembar pecahan lima puluh ribu diatas meja, memasukkan lagi kedalam tas,  mengambil roti swiss dan meminum sedikit juice strawberry, mengacungkan tangan kearah waitress lalu berjalan ke pintu, dan keluar.

Donny, meminum habis lemon teanya, membiarkan Korean summernya tanpa tersentuh dan memanggil waitress membayar, meninggalkan uang kembali dan keluar dengan sangat tergesa-gesa.

EXT/INT. DEPAN CAFÉ- SIANG- Donny, Novi

Donny mengendarai jeep wrangler tahun 90-an, berpapasan dengan Novi, memandang Novi, meneruskan laju mobil.

Novi berdiri di depan café menunggu taxi, tidak melihat donny, naik taxi berwarna biru

Donny melihat novi naik taxi biru dari kaca Spion kiri, ekspresi datar, terus melaju

__00__


INT/EXT. GEDUNG PAMERAN-MALAM-Donny, Novi

SUARA RIUH orang-orang bercakap. Novi berjalan diantara kerumunan tamu, memakai gaun hitam se dada, rambut disanggul simetris, make up tipis dan memakai sepatu ketz hitam. Tas tangan berwarna hitam mengkilat di pegang santai di tangan kanan.

Donny, berjalan masuk gedung dari parkiran, memakai jas formal berwarna hitam dengan sepatu pantofel warna senada, celana hitam, kemeja putih dan dasi merah tua serta, hiasan berupa sapu tangan di jas berwarna senada. Rambut di sisir klimis.

Novi melihat serius foto-foto yang di pajang di pameran, menyusuri foto satu persatu, kemudian melihat foto hasil jepretannya sendiri, sebuah lanskep gedung Museum Jakarta di sore hari, terpajang dengan deretan foto lain, tersenyum 
Donny berjalan diantara kerumunan pengunjung pameran, bertemu dengan salah seorang pengunjung, laki-laki berusia 50 tahun, rambut putih, badan sedang, berkaca mata, memakai stelan jas berwarna hitam, menyalaminya dan kemudian masuk ke ruangan utama pameran.

Novi, masih menyusuri foto-foto pameran, terkejut, memandang sebuah foto (seorang perempuan memakai gaun putih, topi bundar warna senada, sedang menggiring sepeda ontel sambil berjalan memandangi bangunan kota tua, Jakarta), melihat nama potografer: M. Donny Alamsyah, mengerutkan alis, dikejutkan oleh suara microphone, berjalan ke tengah gedung.

    Pemandu acara
(tersenyum, memegang microphone)
“Hadirin yang berbahagia selamat datang di pameran
Indonesian Heritage Views 2010, persembahan Nokia Gener8”

Seluruh Hadirin
(tepuk tangan, riuh)

Donny
(tepuk tangan, tersenyum, memalingkan wajah)

Novi, berjalan diantara kerumunan orang-orang

Pemandu acara
(semangat)
“Baik kita sambut, bapak Loekito Hendriawan”

Seorang laki-laki naik keatas pentas, berbicara

Novi, terdiam..
Donny, tersenyum dan melambaikan tangan ke orang-orang di sekitarnya

Pengunjung  mulai melihat pameran,

Donny berbicara dengan Bapak Loekito, laki-laki berusia 50 tahun, rambut putih, badan sedang, berkaca mata,

Novi, tanpa senagaja berpapasan dengan bapak Loekito dan Donny.

Novi (VO)
(tersenyum, kaget, memandang donny)
Sepertinya saya mengenalnya

Loekito
(tersenyum, mengulurkan tangan)
“Hai…apa kabar”

Novi
(tersenyum, mengerutkan alis, balas mengulurkan tangan)
“Baik Bapak Loekito”

Loekito
(tersenyum, memandang donny dan Novi bergantian)
“Oh…ya, Novi kenalin ini Donny”

Donny
(tersenyum, memandang novi, mengulurkan tangan)
“Hai saya donny…Donny Alamsyah”

Novi
(kaget)
Diam..

Donny
(mengerutkan dahi)
Melepaskan jabat tangan

Novi
(kaget)
“Oh.oh.ya
Saya Novi..Novi Febrina”

Loekito
(tersenyum)
“Ok..Saya permisi dulu, saya mau menyambut tamu lain”

Novi, Donny
(Memandang Loekito, bersamaan)
“Baik pak”

Novi dan Donny berjalan beriringan, Donny mempersilahkan Novi jalan terlebih dahulu.
Novi tampak gugup. Suara pengunjung riuh
Donny memulai pembicaraan

Donny
(tersenyum)
Kamu peserta juga

Novi
(tersenyum, gugup)
Ya!


Donny
(datar)
“Keseharian kamu?”

Novi
(tersenyum, mulai tenang)
“Saya interior designer, kamu?”

Donny
(tersenyum, mengangguk)
“Ooo..saya fotografer di sebuah majalah bisnis”

Novi dan Donny berjabat tangan dan jalan berlawanan arah, masing-masing menyusuri lorong berbeda.

__00__

EXT. DEPAN GEDUNG PAMERAN-MALAM-DONNY, NOVI, FIGURAN 1

Novi keluar dari gedung, tangan Novi menggenggam piala gold mengkilat berbentuk sepasang tangan yang saling menjangkau.

Donny menyusuri Novi dari belakang, di tangan Donny juga terlihat piala yang sama.

Novi berjalan cepat ke sebuah mobil berwarna silver, disana sudah ada lelaki seumuran dengan pakaian casual menunggunya.

Donny kaget dan mengendap diantara pepohonan sambil terus melihat kerah Novi

Novi memasuki mobil, mobil membawa novi keluar dari area parkir.

Donny kecewa…melihat ke tempat parkiran, sebuah dompet berwarna hitam tergeletak,

___00__

2 Hari kemudian…

INT. KAMAR TIDUR-MALAM-NOVI

Kamar berukuran sedang dengan dominasi warna cokelat, tampak meja rendah di salah satu sisi tempat tidur, diatasnya terdapat lampu meja yang memancarakan cahaya redup dan sebuah handphone Nokia N8, Novi memakai piyama cokelat terang kotak-kotak sedang bersandar di sandaran tempat tidur sambil membaca sebuah majalah



INT. KAMAR TIDUR-MALAM-DONNY

SUARA PINTU TERBUKA. Cahaya dari luar menerobos masuk kedalam kamar. SUARA TOMBOL LAMPU DINYALAKAN.Tempat tidur          dengan bed cover biru masih berantakan,  potrait the beatles yang sudah lusuh terpajang di salah satu sisi kamar, diatas tempat tidur terdapat satu buah laptop apple berwarna putih. Sementara sebuah dompet wanita tergeletak diatas meja disamping kanan kasur. Donny membantingkan diri ke atas kasur dan menjatuhkan tasnya tak jauh dari tempat tidur. Ia kemudian memindahkan laptop ke lantai dan menutup matanya dengan lengannya kemudian menghela nafas panjang.

Figuran 1, menunggu Novi di depan rumah, memakai kemeja dan celana jeans panjang, sedang berdiri di depan mobil, ditangannya sedang memegang handphone nokia gener 8, menekan sebuah rangkaian nomor.

INTERCUT antara NOVI, Donny dan FIGURAN 1

Donny menutup seluruh badannya dengan bad cover, hanya kepalanya saja yang tersembul keluar, dan menghela nafas yang panjang, kemudian memandang sebuah tas tangan di atas meja disisi tempat tidur dan menyibak selimut dengan kasar seperti ada sesuatu yang menyerangnya dari dalam, ia kemudian mengambil tas, dan mengeluarkan handphone.

Figuran 1 menempelkan Handphone di telinganya, ia berdehem

Novi makin larut dalam buku yang dibacanya. Tiba-tiba handphone berdering, Novi  terperanjat bangun dan mengambil handphone. Nomor tidak dikenalnya berkedip-kedip, Novi menautkan alis. Ia menjawab telepon itu.


Figuran 1
(tersenyum)
 Hallo

Novi
(datar)
hallo

Sementara Donny menghubungi Novi, menempelkan handphone di telinga

Donny (VO)
Ugh…ngak nyambung

Novi
(melihat kebawah, melalui jendela kaca)
Hallo


Figuran 1
(melambaikan tangan ke rah Novi)

Novi
(tersenyum)

Donny menarik ransel dan keluar dari kamar


__OO__

EXT/INT. MOBIL-MALAM-DONNY

Mobil Wrangler mountain keluaran 90-an berwarna merah melaju di jalanan ibukota, di dashboard mobil terdapat handphone Nokia N8 yang di letakkan di Stand UP sedang memantau jalanan Jakarta lewat Sistem Navigasi, tangan kanannya memegang setir, sementara tangan kiri memegang secarik kertas, konsentrasi Donny terbagi antara jalanan, kertas dan nokia Gener8, suasana mobil riuh oleh lagu Hey Jude dari the beatles, Donny masih mengenakan baju yang sama, 

EXT/INT.TERAS-MALAM-NOVI, DONNY

Jam tangan menunjukkan pukul 21.00, Rumah bergaya minimalis, dilengkapi dengan dua kursi taman putih dan meja lingkar cokelat dihiasi dengan vas putih, bunga tropis kecil didalammnya. Untuk mencapai teras terdapat empat anak tangga yang terbuat dari bebatuan alam yang disusun secara mozaik. Novi mengenakan baju kaos hitam lengan panjang, dan celana pendek serta sandal jepit hitam, berdiri di pintu pagar, sambil menggendong kucing anggora berwarna putih.

Figuran 1 meninggalkan rumah Novi
Novi melambaikan tangan kea rah Figuran 1

Donny memarkir mobil dedeapan sebuah rumah, melihat mobil silver keluar dari sebuah rumah, setelah melihat nomor rumah dan memastikannya benar, ia keluar dari mobil dan menaruh handphonenya di telinga, tersenyum

Novi melihat keluar rumah BUNYI TELEPON BERDERING, kaget, mengangkat handphone.

Donny
Hallo

Novi
(Kaget, menutup pintu pagar)
Hallo..ini siapa?



Donny
(tersenyum)
Ini saya Donny Alamsyah

Novi
(Kaget, gugup)
Ya..kenapa

Donny
(tersenyum)
Kami merasa kehilangan sesuatu

Novi
(menautkan alis)
Maksud kamu

Donny
(Datar)
Maksud aku,
Kamu merasa kehilangan dompet ngak

Novi
(kaget)
Ya tuhan…iya,
Aku kehilangan dompet kemaren

Donny
(tersenyum)
mmm..berarti saya ngak salah dong hubungi kamu

Novi
(tersenyum)

Donny
(Datar)
 Aku kerumah kamu sekarang ya

Novi
(kaget, sambil melirik jam tangan)
Sekarang...?
Besok aja dech..dah malam

Donny
(tersenyum)
Tapi aku udah di depan rumah kamu lho

Novi
(kaget, melihat keluar)
Hah…
__OO__

Donny dan Novi menyusuri anak tangga dan duduk di kursi teras, novi masih menggendong anggora

Novi
(tersenyum)
diam…

Donny
(gugup, tersenyum)
Nih dompet lho

Novi
(tersenyum)
Makasih

Donny
Ngak ada yang marah khan kalo aku nemuin kamu jam segini

Novi
(kaget)
Maksud kamu

Donny
(Tersenyum datar)

Novi
(Tersenyum..mengerti)
Ooo..yang barusan..
Heee..dia itu teman aku, kog
Teman biasa…

Novi dan Donny saling memandang dan tersenyum

ENDING

Donny dan Novi semakin akrab, mereka tampak jalan bersama, di toko, buku, toko kaset, dan boncengan sepeda di kota tua, bahkan mereka mengisi liburan bareng di Pulau Sikuai Sumatera Barat, Disana Donny Melamar Novi dan kehidupan mereka makin berubah,  banyak hal memang yang telah berubah, hanya satu yang tidak berubah, dimanapun mereka berada Nokia N8 selalu dalam genggaman, connecting people, connecting love.